Pages

Jumat, 01 Juni 2012

WAYANG KULIT

Yogyakarta terletak di tengah pulau jawa. Beratus tahun dahulu jogja (nama akran yogyakarta) merupakan pusat kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan ini membangun Candi Borobudur dimana candi ini merupakan candi Buddha terbesar di Indonesia. Tetapi pada suatu ketika karena alasan yang misterius pusat dari kerajaan Mataram Kuno ini berpindah ke jawa timur. Beberapa mitos mengatakan bahwa alasanya karena terjadi banyak bencana salah satu yang terbesar adalah musibah letusan gunung Merapi. Pada saat itu letusan gunung merapi bisa mengubur candi borobudur yang terletak sekitar 50km dari gunung merapi. Selain menjadi kota yang penuh sejarah jogja juga mempunyai budaya yang tiada duanya. Salah satunya adalah wayang.



Wayang merupakan salah satu seni tradisional yang berkembang di jawa. Dulu pertama kali saya melihat wayang ketika saya masih kecil seingat saya masih berumur sekitar 6 tahun. Yang menjadi hal yang sangat mengesankan saat itu adalah karena untuk mementaskan pagelaran wayang harus dilakukan pada saat malam hari. Jadi saat saya bisa menonton wayang dengan perjuangan bergadang sampai malam sehingga saya bisa menceritakan kepada teman – teman yang lain yang tidak melihat pementasan karena sudah tidur.
Istilah wayang berasal dari kata 'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan', hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh parapesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.
Di pelajaran sekolah diajarkan seni pagelaran wayang merupakan suatu cara penyebaran agama islam yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga pada masanya. Untuk menarik minat para rakyat yang pada saat itu masih memeluk agama hindu maka dengan wayang kulit ini memjadi media penyalur dari kehausan religious rakyat pada saat itu. Yang berkembang saat itu pagelaran wayang juga dilakukan untuk memeriahkan suatu kejadian yang istimewa misalnya perkawinan , sunatan, syukuran dan semacamnya.Jadi saat pagelaran wayang ini berlangsung identik dengan perayaan atau pesta poria hehehe….
Wayang ikulit biasanya mengkisahkan tentang cerita Baratayudha dan Ramayana. Tetapi dalang bebas melakukan garam garam agar pementasan lebih menarik dan meriah. Walaupun saya tidak mengetahui kisah Baratayudha dan Ramayana sampai saat ini tetapi saya suka melihat seni wayang kulit yang menurut saya terkesan jadul, unik dan bernilai estetika.

0 komentar:

Posting Komentar